Lingga (hidayatullahkepri.com) Hidayatullah kembali mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk mengelola tanah hibah, Senin, 2 Oktober 2023, keluarga H Abdul Muthalib, owner Moyang Homestay di Daik, Lingga menyerahkan akta notaris hibah tanah yang diterima general manager BMH Kepri, ustadz Abdul Aziz dan ustadz Farhan Siswanto dari DPW Hidayatullah Kepri yang didampingi ustadz Awwalin, pimpinan pondok pesantren Hidayatullah, kabupaten Lingga, Kepulauan Riau.
H Abdul Muthalib, tampak sangat bahagia menyambut momentum kebaikan ini. Ia mengungkapkan harapan agar lembaga pendidikan bisa segera terwujud di atas tanah yang ia hibahkan.
“Semoga apa yang kami berikan ini memberi manfaat dan kemaslahatan untuk ummat dan menjadi pahala jariyah untuk keluarga kami,” pungkasnya singkat.
Pada kesempatan yang sama, Abdul Aziz, menuturkan, BMH akan berupaya membantu mewujudkan harapan pemberi hibah dan masyarakat berdirinya pondok tahfidz putra di atas lahan seluas 4497 meter persegi itu, sehingga masyarakat pada umumnya termasuk dari pulau-pulau binaan kita lebih antusias lagi memasukkan anaknya ke pondok tahfidz.
“Dengan berdirinya lembaga pendidikan yang berkualitas akan membuat para santri lebih nyaman dalam menuntut ilmu dan menghafalkan al Quran,” imbuh Abdul Aziz.
Ustadz Awwalin, tidak luput memberi komentar sebagai ungkapan kebahagiaan, ia menyambut antusias penyerahan tanah ini, ia berharap dengan berdirinya kampus baru kelak, program-program tarbiyah dan dakwah akan dapat berjalan lebih semarak lagi.
Sementara itu, ustadz Farhan, kepala departemen pendidikan DPW Hidayatullah Kepri mewakili badan perkumpulan Hidayatullah secara nasional mengucapkan rasa terima kasih kepada keluarga H Abdul Muthalib yang telah menghibahkan sebidang tanah yang sangat strategis di Daik, Lingga untuk pengembangan pendidikan, juga kepada BMH Kepri yang senantiasa mendukung program-program kelembagaan sehingga kampus-kampus Hidayatullah dapat eksis di kawasan Kepulauan Riau termasuk di kabupaten Lingga.
Rencanya di atas lahan itu akan didirikan pondok pesantren tahfidz putra sebagai pengembangan kampus sebelumnya yang sudah tidak dapat menampung santri putra dan putri karena lokasi kampus yang sempit, sementara antusiasme masyarakat Lingga untuk memasukkan putra-putrinya ke pondok pesantren sangat besar.//mujahid.
andi setiawan